Julaibib yang mulia





Assalamu'alaikum wr wb
Temen-temen gimana kabarnya? Kabar hijrahnya? Masih istiqomahkan? Ya pastinya dong harus istiqomah

Pernah gak kalian disekolah atau ditempat lain merasa minder sama temen kalian yg lebih cantik, lebih putih, atau anak orang okay, pernah gak sih? Sampai sampai kalian merasa tidak dianggap, didiamkan susah di kenal nama kalian sama orang lain, pernah gak? Kalo aku si ia, nah aku punya satu cerita nih biar kalian selalu bersyukur sama apa yang allah berikan, karena nikmat Allah itu tidak dapat digitung oleh apapun...

Namanya JULAIBIB, begitulah dia biasa dipanggil.

Nama ini sendiri mungkin sudah menunjukan ciri fisiknya yang kecil dan pendek.
Nama Julaibib adalah nama yang tidak biasa dan tidak lengkap. Nama ini, tentu bukan ia sendiri yang menghendaki. Bukan pula orang tuanya. Julaibib hadir kedunia tanpa mengetahui siapa ayah dan ibunya.

Demikian lula orang-orang semua tidak tahu, atau tidak mau tahu tentang nasab Julaibib. Bagi masyarakat Yatsrib, tidak bernasab dan tidak bersuku adalah cacat sosial yang sangat besar.

Tampilan fisik juga kesehariannya juga menjadi alasan sulitnya orang lain ingin berdekat-dekat dengannya. Wajahnya jelek terkesan sangar, pendek, bunguk, hitam dan fakir. Kakinya usang, pakaiannya lusuh, kakinya pecah-pecah tidak beralas. Tidak ada rumah untuk berteduh, tidur hanya berbantalkan tangan, berkasurkan pasir dan kerikil, tidak ada perabotan, minum hanya dari kolam umum yang diciduk dengan tangkupan telapak tangannya.

Abu barzah, pemimpin bani Aslam, sampai sampai berkata tentang Julaibib. "Jangan pernah biarkan Julaibib masuk diantara kalian! Demi Allah jika dia berani begitu, aku akan melakukan hal yang mengerikan padanya!" Demikianlah keadaan julaibib pada masa itu.

Namun jika Allah berkehendak menurunkan rahmat-Nya, tidak satupun makhluk bisa menghalangi. Julaibib menerima hidayah, dan dia selalu berada di shaf terdepan dalam shalat maupun jihad. Meski hampir semua orang memperlakukannya seolah ia tiada, tidak begitu dengan Rasulullah SAW. Sang rahmat bagi semesta alam.

Julaibib yang tinggal di shuffah Masjid Nabawi, suatu hari ditegur oleh sang Nabi, "Julaibib..." begitu lembut beliau memanggil. "Tidakkah engkau menikah?".

"Siapa ya rosulullah orang yang mau menikahkan putrinya dengan diriku ini?". Julaibib menjawab dengan tersenyum. Tidak ada kesan menyesali diri atau menyalahkan takdir Allah pada kata-kata maupun air mukanya. Rasulullah SAW juga tersenyum.

Mungkin memang tidak ada orang tua yang berkenan pada Julaibib. Tapi hari berikutnya, ketika vertemu dengan Julaibib Rasulullah SAW menanyakan hal yang sama.

"Julaibib, tidakkah engkau menikah?" Dia Julaibib menjawab dengan jawaban yang sama. Begitu, begitu dan begitu. Tiga kali, tiga hari berturut turut.

Dan dihari ketiga itulah, sang nabi menggamit tangan Julaibib dan membawanya kesalah satu rumah seorang pemimpin Anshar. "Aku ingin menikahkan putri kalian". kata rasulullah SAW pada si empunya rumah.

"Betapa indahnya dan betapa barokahnya". Begitu si wali menjawab berseri-seri, mengira bahwa sang nabilah calon menantunya.

"Ohhh... ya Rasulullah, ini sungguh akan menjadi cahaya yang menyingkirkan temaran dirumah kami"

"Tetapi bukan untukku." Kata Rasulullah SAW "kupinang putri kalian untuk Julaibib."

"Julaibib...??". Nyaris terpekik ayah sang gadis.

"Ya. untuk Julaibib"

"Ya Rasulullahshollallahu 'alaihi wasallam" terdengar helaan nafas berat. "Saya harus meminta pertimbangan istri saya tentang hal ini".

"Dengan Julaibib?" Istrinya berseru, "Bagaimana bisa?, Julaibib berwajah lecak, tidak bernasab, tidak berkabilah, tidak berpangkat, dan tidak bertahta, Demi Allah tidak, tidak akan pernah putri kita menikah dengan Julaibib".

Perdebatan itu tidak berlangsung lama. Sang putri dari balik tirai berkata anggun, "siapa yang meminta?"

Sang ayah dan sang ibu menjelaskan.
"Apakah kalian hendak menolak permintaan Rosulullah SAW? Demi Allah kirim aku padanya, dan Demi Allah karena rosulullah yang meminta maka tiada akan dia membawa kehancuran dan kerugian bagiku."

Sang gadis yang shalehah lalu membaca ayat ini, "Dan tidaklah patutbagi lelaki beriman dan perempuan beriman apabila Allah dan Rasul-nya menetapkan menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sesungguhnya dia telah tersesat, sesat yang nyata (QS. Al Ahzab 36).

Dan sang nabi dengan tertunduk berdo'a untuk sang gadis shalihah. "Ya Allah, limpahkanlah kebaikan atasnya, dalam kelimpahan yang penuh barokah, jangan kau jadikan hidupnya payah dan bermasalah". Do'a yang indah.

Maka benarlah doa sang nabi. Maka Allah karuniakan jalan keluar baginya. Maka kebersamaan itu tidak ditakdirkan terlalu lama. Meski di dunia sang istri shalihah dan bertaqwa, tapi disyurga telah terlampau lama merindukannya.

Julaibib telah dihajatkan langit mesti tercibir dibumi. Ia lebih pantas menghuni syurga daripada dunia yang bersikap tidak terlalu bersahabat padanya.

Saat syahid sang nabi begitu kehilangan. Tapi ia akan mengajarkan sesuatu kepada para sahabatnya. Maka ia bertanya diakhir pertempuran, "Apakah kalian kehilangan seseorang?".

"Tidak ya Rasulullah!!". Serempak sekali. Sepertinya Julaibib memang tidak beda ada dan tiadanya dikalangan mereka.

"Apakah kalian kehilangan seseorang?". Sang nabi bertanya lagi. Kali ini wajahnya merah bersemu.

"Tidak ya Rasulullah!!". Kali ini sebagian menjawab dengan was was dan tidak seyakin tadi. Beberapa menengok kekanan dan kekiri.

Rasulullah SAW menghela nafasnya. "Aku kehilangan Julaibib". Kata beliau. Para sahabat tersadar, "carilah Julaibib".

Maka ditemukanlah dia, Julaibib yang mulia. Terbunuh dengan luka-luka dari semua arah muka. Disekitarnya tergolek tujuh jasad musuh yang telah ia bunuh. Sang Rasul dengan tangannya sendiri mengkafani Sang Syahid. Beliau mengshalatkan secara pribadi. Dan kalimat hari berbangkit.

"Ya Allah, dia adalah bagian dari diriku, dan aku adalah bagian dari didirnya."

Dijalan cinta para pejuang, biarkan cinta berhenti dititik ketaatan. Meloncati rasa suka dan tidak suka. Mampaui batas cinta dan benci. Karena hikmah sejati tidak selalu terungkap diawal pagi. Karena seringkali kebodohan merabunkan kesan sesaat. Tapi yakinlah dijalan cinta para pejuang , Allah lebih tahu tentang kita. Dan dialah yang akan menyutradarai pentas kepahlawanan para aktor ketaatan. Dan semua akan berakhir seindah syurga. Syurga yang telah dijanjikan.

"Apalah arti rupa yang cantik dan kedudukan yang tinggi, tapi rumah tangga porak poranda. Jodoh telah Allah takdirkan, maka tak usah kamu keluarkan hartamu untuk mengubah yang telah Allah berikan kepadamu hanya untuk dikenali banyak orang, tak perlu kau harus memamerkan kehormatanmu hanya untuk dikenali bayak orang, biarlah penduduk bumi tak mengenalmu, tetapi berharaplah penduduk langit yang mengenalmu seperti Julaibib yang mulia"

Subhanallah mulianya Julaibib yang selali bersyukur atas apa yg Allah berikan meski banyak hinaan atas fisiknya, semangat syahidnya memperjuangkan agama allah sungguh besar hingga allah memberikan syurga untuknya, dan mulianya Nabi muhammad SAW yang tidak pernah pilih-pilih dalam berteman, tidak melihat dari fisik namun ketaatannya pada ALLAH.

Belajarlah dari kisah ini semoga bermanfaat ya sob😊

Komentar

Postingan Populer